NETT Indonesia – Serangkaian kritik dan isu negatif yang diarahkan kepada sejumlah tokoh dekat Presiden terpilih Prabowo Subianto memicu perhatian publik. Pengamat intelijen menilai dinamika ini tidak bisa dilepaskan dari konteks politik menjelang pembentukan kabinet dan masa transisi pemerintahan baru.
Pengamat intelijen dan keamanan nasional, Ridlwan Habib, menyebut bahwa serangan terhadap orang-orang kepercayaan Prabowo mengindikasikan adanya manuver politik yang terstruktur. Tujuannya diduga untuk mempengaruhi arah kebijakan serta komposisi pemerintahan yang akan datang.
“Kritik terhadap tokoh-tokoh di sekitar Prabowo terlihat terorganisir. Ini mengarah pada upaya pembentukan opini publik dan tekanan politik menjelang pelantikan,” ujar Ridlwan dalam keterangannya, Senin (7/4/2025).
Isu Terstruktur, Bukan Kritik Biasa
Menurut Ridlwan, pola yang muncul bukan sekadar ekspresi ketidakpuasan publik, melainkan strategi komunikasi politik yang ditujukan untuk melemahkan kepercayaan terhadap lingkaran internal Prabowo. Ia mengingatkan agar masyarakat dan media tetap cermat membedakan antara kritik substantif dan agenda tersembunyi.
Kabinet Prabowo Jadi Tarik Ulur Kepentingan
Menjelang penyusunan kabinet, spekulasi tentang siapa saja yang akan menduduki kursi strategis terus berkembang. Situasi ini dianggap membuka celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mencoba memengaruhi proses politik dengan cara menyerang kredibilitas tokoh-tokoh tertentu.
“Serangan ini bisa jadi bertujuan agar nama-nama tertentu tersingkir dari posisi penting. Ini dinamika umum dalam politik transisi kekuasaan,” jelasnya.
Imbauan untuk Tetap Fokus
Ridlwan menyarankan agar Prabowo dan tim transisinya tetap fokus dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan eksternal yang tidak berdasar. Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas nasional selama masa transisi untuk menjamin keberlanjutan pemerintahan yang kuat dan efektif.
Social Header